JIHAD SANTRI MAJUKAN NEGERI
Ketika bicara santri maka tidak terlepas dari yang namanya pondok pesantren dan kiyai. Dalam sejarahpun tidak terlepas dari berbagai perjuang para santri dan pesantren bagaimana dulunya mempertahankan NKRI serta kemakmuran bangsa Indonesia. "Bersama santri damailah Negeri" kalimat yang sesekali sering melintas dalam benak kita merupakan bentuk kedaulatan dan perjuangan para santri bagaimana mempertahakan kemaslahan bersama.
Hari santri Nasional selalu diperingati agar supaya menjadi bahan Refleksi bagi pemuda untuk selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas diri para santri guna tetap memperjuangkan intelektualitas kemajuan bangsa indonesia. Dengan digelarnya hari santri nasional para pemuda diharapkan dapat merefleksikan secara seksama tentang sejarah para santri dan Kiyai memperjuangkan Bangsa ini. Tentunya harus siap pula menghadapi zaman yang akan datang. Yang sudah penuh dengan Era Digital dan Milenial, maka jika tidak tentang dengan keagamaan dan kepesantrenan yang disiapkan tentunya akan tersorot oleh zaman itu sendiri. Sebab santri selalu ikut andil dalam mengelaborasi tentang mempertemukan ilmu islam murni dan ilmu pengetahuan/sains. Mereka juga siap dalam posisi membantu TNI dalam mempertahankan NKRI.
Penetapan tanggal 22 Oktober sebagai hari santri nasional oleh Presiden Joko Widodo bukannya tanpa alasan. Tanggal tersebut berkaitan dengan peristiwa bersejarah adanya fatwa resolusi jihad dari KH. Hasyim Asy’ari untuk berjuang melawan penjajah pasca kemerdekaan Republik Indonesia. Resolusi jihad tersebut dengan menyatukan kalangan santri dan ulama yang berada di seluruh pelosok tanah air. Fatwa resolusi jihad yang digaungkan oleh KH. Hasyim Asy’ari pada tanggal 22 Oktober 1945 mengandung tiga poin, yaitu:
- Hukum memerangi orang kafir yang merintangi kemerdekaan kita sekarang ini adalah fardhu ain.
- Hukum orang yang meninggal dalam peperangan melawan musuh serta komplotan-komplotannya adalah mati syahid.
- hukum orang yang memecah persatuan kita sekarang ini wajib dibunuh.
Hari Santri yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober mengacu pada resolusi jihad yang dikeluarkan oleh Kiai Hasyim Asy’ari. Resolusi ini mengajak seluruh masyarakat untuk berjuang menolak dan melawan penjajah.Dalam konteks yang lebih luas, jihad dalam tema Hari Santri 2023 tidak hanya terbatas pada penggunaan kekuatan fisik, melainkan lebih kepada pengembangan intelektual.
Dalam tradisi Islam, jihad intelektual adalah cara untuk membela nilai-nilai keadilan, perdamaian, dan pengetahuan. Jihad adalah nafas santri, tentu dalam maknanya yang syamil. Sebab, jihad tidak identik dengan perang. Mencari ilmu adalah jihad. Melawan hawa nafsu adalah jihad. Mengisi kemerdekaan dan mewujudkan kejayaan negeri juga jihad.
Jihad adalah identitas santri. Sebab, itu juga yang diteladankan para kiai. Rihlah ilmiah yang ditempuh KH Kholil Bangkalan, KH Hasyim Asy'ari, KH Ahmad Dahlan, dan guru bangsa lainnya hingga ke Makkah dan Madinah adalah cermin akan semangat jihad. Semangat yang tidak hanya berhenti pada upaya mencerdaskan diri, tapi juga menebar manfaat dan maslahat bagi kemerdekaan dan kemajuan negeri.
Momentum jihad santri memuncak, saat Indonesia yang sudah merdeka, disatroni kembali kaum penjajah. Kiai dan santri kembali tergugah, tak sudi negerinya kembali dijajah. Hadratus-Syekh Hasyim Asy'ari menerbitkan Resolusi Jihad, 22 Oktober 1945. Ke Surabaya, para santri dari berbagai daerah bergerak, melaksanakan amanah Resolusi Jihad untuk melanjutkan perjuangan bersifat sabilillah demi tegaknya Negara Republik
Indonesia merdeka. Perjuangan berbuah hasil, kaum penjajah terusir. Oleh Presiden Joko Widodo, melalui Keputusan Presiden No 22 tahun 2015, 22 Oktober ditetapkan sebagai Hari Santri.
Santri terus berperan aktif dalam memajukan negeri, melawan kebodohan, dan ketertinggalan. Mereka adalah pejuang dalam menangkal kebodohan dan ketertinggalan, serta berperan penting dalam era transformasi digital, memperkuat literasi keagamaan yang bersifat moderat, sesuai dengan prinsip Islam rahmatan lil alamin. Zaman sudah berubah. Kiprah santri semakin terrekognisi. Saatnya, melanjutkan amanah para kiai, menebar manfaat dan maslahat di seantero negeri dengan memperluas kiprah sesuai tantangan masa kini.
Hari Santri Nasional tahun 2023 bertema: “Jihad Santri Jayakan Negeri”. Tema ini sebagai pengingat kepada para santri bahwa mereka memiliki andil besar dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Selain itu santri harus aktif memberikan kontribusi dalam memajukan negeri serta berjuang di era digital. Melalui peringatan Hari Santri Nasional tahun 2023 para santri di Indonesia diharapkan terus berjuang membangun kejayaan negeri dengan semangat jihad intelektual di era transformasi digital. Majulah terus santri, demi kejayaan NKRI.
Share This Post To :
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :
- Guruku Panutanku
- MORAL SANTRI MILENIAL
- Patriotisme Guru
- Peran Santri Dalam Membangun Negeri di Era Digitalisasi
- Digitalisasi Dan santri Masa Kini
Kembali ke Atas