• AMBK 2023

Selamat Datang di Website MA MIFTAHUL ULUM BETTET. Terima Kasih Kunjungannya

Pencarian

Kontak Kami


MADRASAH ALIYAH MIFTAHUL ULUM BETTET

NPSN : 20584393

Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Desa Bette Kec. Pamekasan Kab. Pamekasan Madura


info@masbettet.sch.id

TLP : 0324-327916


          

Prestasi Siswa


LOMBA BACA PUISI SE MADURA HGN



:: Selengkapnya

Banner

Jajak Pendapat

Bagaimana pendapat anda mengenai web sekolah kami ?
Sangat bagus
Bagus
Kurang Bagus
  Lihat

Statistik


Total Hits : 94194
Pengunjung : 39097
Hari ini : 7
Hits hari ini : 15
Member Online : 0
IP : 44.192.79.149
Proxy : -
Browser : Opera Mini

Status Member

BERBEDA TAPI TETAP SATU




Berbeda tapi tetap satu, bukan kata yang asing lagi bagi kita. Perbedaan bukan berarti membedakan, tetapi jadikan itu sebagai pertahanan. Sama seperti negara kita yang berpedoman pada “BHINNEKA TUNGGAL IKA” yang artinya berbeda-beda tapi tetap satu jua.

Semboyan bhinneka tunggal ika mempunyai makna bahwa meskipun bangsa indonesia berbeda beda, tetapi kita tetaplah satu. Kebhinekaan merupakan realitas bangsa yang dapat tidak dipungkiri keberadaannya. Seluruh bangsa Indonesia harus meyikapi keberagaman bangsa sebagai bentuk kekayaan, bukan sebagai alasan untuk perpecahan.

Perbedaan religi ataupun ideologi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah bangsa Indonesia, dengan “BHINNEKA TUNGGAL IKA” dan toleransi yang menjadi perekat untuk bersatu dalam kemajemukan bangsa.

Semboyan ini merupakan salah satu alat pemersatu bangsa Indonesia. Juga dapat kita terapkan dalam keorganisasian, seperti halnya dalam suatu lembaga terdapat beberapa organisasi, yang pastinya program kerja dari mereka juga berbeda, tapi ingatlah bahwa tujuannya sama. Yaitu sama- sama memiliki tujuan untuk meningkatkan dan menjunjung nama baik lembaga.

Pemersatuan dalam keberagamaan harus dipahami perindividu, agar dapat mewujudkan kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang. Serta dapat mewujudkan perbedaan yang ada supaya tidak menjadi sumber masalah.

Di dalam salah satu hadish Arba’in Nawawi urutan ke-13 dikatakan bahwa “Tidak dikatakan beriman seseorang sampai ia mencintai saudaranya sama seperti ia mencintai dirinya sendiri” (H.R. Imam Nawawi). Dari hadish ini kita bisa paham betapa pentingnya saling menghargai kepada sesama manusia, entah itu muslim maupun non muslim, entah itu ras kulit hitam maupun ras kulit putih, entah itu suku Dayak, Jawa, Bugis, dll kita tetap harus menerapkan yang namanya “BHINNEKA TUNGGAL IKA”




Share This Post To :

Kembali ke Atas

Artikel Lainnya :




Silahkan Isi Komentar dari tulisan artikel diatas :

Nama :

E-mail :

Komentar :

          

Kode :


 

Komentar :


   Kembali ke Atas